Rihlah:
    Antara         Kesenangan dan ibadah          
Apa         itu Rihlah
    
Manusia         adalah mahluk ciptaan Allah yang dinamis. Tidak ada sejengkal tanahpun         yang tidak ingin dijelajahi oleh manusia. Semua daerah jika memungkinkan         ingin dijangkau oleh manusia. Suksesnya perjalanan ruang angkasa ke         bulan sebagai tanda kegigih manusia untuk merealisasikan harapannya         menjelajahi bumi Allah.         
Dalam         kacamata Islam bepergian atau rihlah sangat dianjurkan, terutama rihlah         yang mengandung ibadah wajib. Rihlah tidak hanya terbatas pada         pengertian sempit seperti tamasya atau kunjungan kerja. Tetapi juga         meliputi segala gerak atau langkah kita dari satu tempat ke tempat lain         yang dibarengi dengan niat ibadah.         
Menurut         Dr Abdul Hakam Ash-Sha'idi dalam bukunya berjudul Ar-Rihlatu fi Islami,         Islam membagi bepergian atau perjalanan dalam lima kelompok:         
- Bepergian             untuk mencari keselamatan seperti hijrah yaitu keluar dari negara             yang penuh bid'ah atau dominasi haram.             
 - Bepergian             untuk tujuan keagamaan seperti menuntut ilmu, menunaikan ibadah haji,             jihad di jalan Allah, berziarah ke tempat-tempat mulia, mengunjungi             kerabat atau saudara karena Allah, dan bepergian untuk mengambil             ibrah atau menegakkan kebenaran dan keadilan.             
 - Bepergian             untuk kemaslahatan duniawi seperti mencari kebutuhan hidup, mencari             nafkah.             
 - Bepergian             karena urusan kemasyarakatan seperti menengahi pertikaian,             menyampaikan dakwah, bermusyawarah.             
 - Bepergian untuk kepentingan turisme atau kesenangan semata.
 
Tujuan         Rihlah
    Di dunia,         dalam kehidupan manusia, Islam selalu menyerukan agar manusia dalam         bepergian dan bergerak menghasilkan kebaikan dunia dan akhirat. Dari         maksud tersebut, manusia akan mendapatkan nilai plus pada rihlah. Jadi         bukan hanya kesenangan saja yang didapat dari rihlah itu tetapi pahala         atau ganjaran dari Allah SWT juga akan diraih. Urusan seorang muslim         bergerak dan berpindah-pindah untuk mendapatkan rezeki, menuntut ilmu,         melaksanakan haji atau umrah, menjenguk kawan, menjenguk orang sakit dan         sebagainya. Semua kegiatan tersebut bernilai ibadah jika tujuan         berpergian dalam rangka mencari ridho Allah semata.         
Kisah         Rihlah di dalam Al Qur`an
    Aneka         macam rihlah, seperti dikisahkan dalam Al Quran, telah banyak         dicontohkan oleh para nabi, rasul dan tokoh-tokoh utama peradaban.         Antara seperti:         
a.         Rihlah Nuh As, Ibrahim As dan Musa As untuk menyelamatkan diri dan         ummatnya dari azab atau orang-orang zalim.         
"Dan         Kami selamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri (Syam) yang Kami telah         memberkatinya untuk sekalian manusia." (QS. 21:71)         
"Dan         difirmankan: "Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit berhentilah."         dan airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan dan bahtera itupun         berlabuh di atas bukit Judi (Armania) dan dikatakan:"Binasalah         orang-orang yang zalim." (QS. 11:44).         
"Dan         Kami wahyukan kepada Musa: "Pergilah di malam hari dengan membawa         hamba-hambaku (Bani Israil), karena sesungguhnya kamu sekalian akan         disuruli." (QS. 32:52).         
b.         Musa As dan Khidir As juga bepergian untuk mencari ilmu pengetahuan dan         pemuliaan.         
    "Maka         berjalanlah keduanya, hingga tatkala keduanya menaiki perahu lalu Khidir         melobanginya. Musa berkata: "Mengapa kamu melobangi perahu itu yang         akibatnya kamu menenggelamlkan penumpangnya? "Sesungguhnya kamu         telah berbuat sesuatu kesalahan yang besar." (QS.18:71).         
c.         Sedang rihlah untuk tamasya dicontohkan Zulqarnain dalam rangka tafakur         alam. 
"Mereka         akan bertanya kepadamu tentang Zulqarnain. Katakanlah," Aku akan         bacakan kepadamu cerita tentangnya. Sesungguhnya Kami telah memberi         kekuasaan kepadanya di (muka) Bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya         jalan (untuk mencapai segala sesuatu), maka diapun menempuh suatu jalan.         Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbenam matahari, dia melihat         matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan dia mendapati         di situ segolongan umat Kami berkata " Hai zulqarnain, kamu boleh         menyiksa atau boleh berbuat kebaikan terhadap mereka. Berkata Zulqarnain:         "Adapun orang yang aniaya, maka kami akan mengazabnya, kemudian dia         dikembalikan kepada Tuhan mengazabnya dengan azab yang amat sangat.         Adapun orang-orang yang beriman dan beramal sholeh, maka baginya pahala         yang terbaik sebagai balasan, dan akan kammi titahkan kepadanya (perintah)         yang mudah bagi perintah-perintah kami". Kemudian Dia menempuh         jalan (yang lain). Hingga apabila telah sampai ke tempat terbit matahari         (sebelah timur) dia mendapatkan matahari itu menyinari segolongan umat         yang Kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang dapat melindunginya         dari (teriknya) matahari itu. Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang         lain lagi). Hingga apabila dia telah sampai diantara dua bukit, dia         mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak         mengerti pembicaraan. Mereka berkata: "Hai Zulqarnain, sesungguhnya         Ya`juj dan Ma`juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi.         maka dapatkah kami memberikan upeti kepadamu supaya kamu membuat dinding         antara kami dan mereka. Berilah aku potongan-potongan besi hingga         apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu,         berkatalah zulqarnain: "Tiuplah (api itu)" hingga apabila besi         sudah menjadi (merah seperti) api,diapun berkata: "berilah aku         tembaga ( yang mendidih agar kutuangkan ke atas besi panas itu".         Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula)         melobanginya. Zurqarnain berkata:"(Dinding) ini adalah rahmat dari         tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya         hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar". (QS. 18:98).         
Perjalanan         para nabi dan kaum shalihin, adalah salah satu rekreasi diniyah yang         mengandung banyak ibrah, pelajaran dan hikmah yang mendorong orang untuk         terus mencapai dan mengejar kebaikan. Mereka adalah pembawa risalah di         mana pun mereka berada dan seluruh risalah mereka itu pun dilakukan         semata dengan izin Allah SWT, serta hanya bersandar kepada-Nya.         
Etika         Rihlah
    Islam         membekali para penganutnya dengan berbagai etika rihlah. Antara lain         bepergian atau perjalanan hendaknya dilakukan dengan:         
- niat             baik mencari keridhaan Allah SWT.             
 - ikhlas             karena Allah,             
 - berakhlak             mulia,             
 - berhati-hati             dan cermat,             
 - tidak             dicampuri dengan kemaksiatan             
 - selalu             minta pertolongan kepada Allah SWT.             
 - sesudah             bepergian juga setiap muslim disunnahkan untuk shalat sunnah dua             rakaat.
Dari Ka`Ab bin Malik r.a. berkata: Biasa Nabi SAW jika tiba dari bepergian mendahulukan masuk ke masjid dan sholat dua raka`at di dalamnya." (HR Bukhary, Muslim).
 - sunnah             mencari rombongan dan mengangkat seseorang sebagai pemimpin             rombongan.
Dari Abu Said dan Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah SAW bersabda: Jika keluar dalam bepergian harus mengangkat salah seorang sebagai pemimpin rombongan." (HR Abu Dawud). 
Lalu,         agar rihlah berjalan sesuai niat dan membuahkan hasil yang efektif, maka         diperlukan persiapan biaya, medis serta pengetahuan daerah yang akan         dituju. 
Hikmah
    Hikmah         rihlah bukan hanya menambah ikatan cinta antar anggota masyarakat karena         saling kunjung mengunjungi tapi juga memperdalam ketaatan kepada Allah.         
Rihlah         Ternyata Bukan Sekedar Melepas Lelah         
Setiap         orang, setiap rumah tangga, setiap keluarga pasti pernah merasakan         kejenuhan atas kesibukan dan kerutinan sehari-hari yang dihadapinya.         Seorang ibu rumah tangga yang saban hari bergelut dengan kesibukan rumah         dan mengurus anak-anaknya. Seorang bapak yang setiap hari bergelut         dengan pekerjaan menafkahi anak istrinya.  Seorang anak sekolah         yang bergelut dengan kesibukan belajarnya, dan sebagainya. Pasti pernah         mengalami saat-saat jenuh dan ingin "bebas" dari kerutinan.         Pada saat-saat inilah dibutuhkan refreshment baik terhadap jiwa maupun         tubuh, refreshment inilah yang disebut rihlah atau rekreasi. Rihlah         adalah salah satu cara yang efektif untuk menghemat biaya pengobatan,         dan biaya yang dikeluarkan untuk rihlah adalah salah satu investasi yang         baik untuk memelihara kesehatan kita. Menurut sebuah data dari lemabaga         penelitian kesehatan di California, di Amerika Serikat, tingkat biaya         pengobatan bisa dikurangi sampai 20 % melalui program rekreasi dan         fitness. 
Beberapa         keuntungan rihlah         
1.          Kesehatan jasmani Rihlah bagi seorang muslim bukanlah berorientasi         berhura-hura untuk menyenangkan hati belaka. Tetapi rihlah adalah salah         satu kiat kita dalam menjaga kesehatan, dan memelihara jasmani agar bisa         menjadi seorang muslim yang kuat. Setelah badan kita segar, maka         diharapkan kita dapat melanjutkan pekerjaan kita dengan kondisi yang         lebih baik, sehingga pekerjaan menjadi lebih efektif dan ihsan.         
Di         saat-saat Rihlah, kita bisa terbebas dari pekerjaan keseharian yang         mungkin menimbulkan stres pada tubuh yang berakibat pada ketidak         seimbangan hormon dalam tubuh dan berakibat lebih jauh pada melemahnya         ketahanan tubuh. Maka dengan rihlah diharapkan kita bisa relaks, dan         mengendurkan ketegangan-ketegangan atau stress yang ada, sehingga         keseimbangan hormon bisa kembali normal.         
Pada         saat-saat rihlah, anak-anak bisa bebas bermain dan bergerak yang sangat         baik untuk pertumbuhan otot dan tulang-tulang anak.         
2.          Keuntungan ekonomi Rihlah memang tak selalu harus mengeluarkan biaya         untuk ke tempat-tempat pariwisita yang mahal harganya. Akan tetapi untuk         mendapatkan suasana baru, acap kali kita dituntut untuk mengeluarkan         sedikit uang ke tempat rekreasi misalnya. Dengan pergi ke tempat-tempat         rekreasi, tak dapat dipungkiri kita akan mendistribusikan rizki kepada         orang-orang yang mencari rizki di sekitar tempat pariwisata. Dan biaya         rihlah dapat dipikirkan sebagai biaya preventif dari pengobatan penyakit,         yang di masa sekarang makin melambung biayanya. Maka keuntungan secara         ekonomi ini, tak hanya dimiliki oleh kita semata tapi pula oleh         orang-orang lainnya.         
3.          Keuntungan terhadap lingkungan dan hubungan antar pribadi         
Lewat         rihlah pula komunikasi suami istri yang macet karena kesibukan istri         mengurus rumah tangga dan anak-anak, dan suami yang sibuk dengan bekerja         di luar rumah, dapat terobati. Tak jarang pula lewat rihlah konflik         antara orang tua dan anak yang menjelang remaja karena komunikasi yang         macet terobati. Suasana berbeda yang dihadirkan saat rihlah, membuat         kita bisa bebas mengemukakan perasaan dan ganjalan-ganjalan yang mungkin         tak sempat kita komunikasikan kepada suami/istri kita di saat-saat biasa.         Mungkin karena kesibukan ataupun kelelahan masing-masing pihak. Segala         sumbatan komunikasi antar pihak dapat mencair melalui suasana santai         yang dihadirkan saat rihlah.         
Rihlah         bersama rekan sejawat dan saudara kita sesama muslim pula akan         meningkatkan hubungan silaturahmi antar keduanya. Apalagi jika dalam         rihlah kita bisa saling bantu membantu untuk mempersiapkan keperluan         rihlah, memasak bersama dan sebagainya, tentu akan lebih meningkatkan         rasa kerja sama dan ukhuwah di antara kita. 4.  Keuntungan         psikologi(ruhiah)         






0 komentar:
Posting Komentar
tinggalkan komentar